, , ,

Dulu Sopir Angkot Bisa Poligami, Kini Pasangan Muda Tanggung 1 Anak Saja Harus Kerja Semua

oleh -43 Dilihat

Ilustrasi keluarga

Kategori: Sosial, Ekonomi, Budaya

Tag: Poligami,
Sopir Angkot,
Keluarga,
Ekonomi

 

Pergeseran Zaman dan Realitas Ekonomi

Dulu, masyarakat sering mendengar cerita tentang sopir angkot yang mampu menjalani poligami karena penghasilan mereka mencukupi kebutuhan keluarga besar. Namun, situasi berubah drastis. Kini, pasangan muda yang hanya memiliki satu anak sering kali harus bekerja berdua untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari.

Faktor Kenaikan Biaya Hidup

Kenaikan harga pangan, transportasi, dan pendidikan membuat pengeluaran keluarga terus meningkat. Selain itu, harga rumah dan biaya kesehatan juga menekan keuangan rumah tangga. Oleh karena itu, satu sumber penghasilan tidak lagi cukup, sehingga pasangan muda bekerja bersama untuk menutup kebutuhan pokok.

Profesi Sopir Angkot di Era Modern

Angkot pernah menjadi tulang punggung transportasi kota. Akan tetapi, kehadiran transportasi daring, kenaikan harga BBM, serta regulasi baru menurunkan pendapatan sopir. Akibatnya, daya beli mereka melemah, dan kisah sopir angkot yang berpoligami semakin jarang ditemukan.

Pasangan Muda dan Tantangan Baru

Generasi muda menghadapi realitas berbeda. Mereka menunda pernikahan, membatasi jumlah anak, dan fokus pada karier untuk menjaga kestabilan ekonomi. Selain itu, meningkatnya biaya pendidikan anak membuat banyak keluarga memilih menunda punya anak kedua. Dengan kata lain, keluarga kecil menjadi strategi bertahan di tengah tekanan ekonomi.

Solusi untuk Meringankan Beban Keluarga

  • Pemerintah perlu memperkuat program subsidi kebutuhan pokok.
  • Pasangan muda bisa merencanakan anggaran secara disiplin dan realistis.
  • Program daycare dan pendidikan anak usia dini yang terjangkau akan membantu orang tua bekerja penuh waktu.
  • Pelatihan vokasi dan usaha kecil dapat meningkatkan peluang pendapatan tambahan.

Kesimpulan

Pergeseran dari sopir angkot yang mampu berpoligami menuju pasangan muda yang harus bekerja bersama bahkan untuk satu anak menunjukkan betapa besar perubahan sosial-ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, kebijakan yang mendukung keluarga muda sangat dibutuhkan agar mereka bisa membangun masa depan yang stabil.

Referensi

 

Dior